Analithical Herarki Process (AHP)


Metode Analytic  Hierarchy  Process (AHP)  adalah  teori  umum mengenai pengukuran. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan  adalah  skala  nominal,  ordinal,  interval  dan  rasio.  Skala  yang lebih  tinggi  dapat  dikategorikan  menjadi  skala  yang  lebih  rendah,  namun  tidak sebaliknya. Pendapatan per bulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika pada saat dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh.   AHP   mengatasi   sebagian   permasalahan   itu.   (Saaty,2001)   AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang  bersifat  diskrit  maupun  kontinu.  Perbandingan  berpasangan  tersebut  dapat diperoleh  melalui  pengukuran  aktual  maupun  pengukuran  relatif  dari  derajat kesukaan,  atau  kepentingan  atau  perasaan.  Dengan  demikian  metode  ini  sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala  rasio dari hal-hal  yang semula sulit diukur   seperti   pendapat,   perasaan,   prilaku   dan   kepercayaan.   (Saaty,2001) Penggunaan  AHP  dimulai  dengan  membuat  struktur  hirarki  atau  jaringan  dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria,  sub  kriteria-sub  kriteria  dan  alternatif-alternatif   yang  akan  dibahas.

Perbandingan  berpasangan  dipergunakan  untuk  membentuk  hubungan  di  dalam  struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana  skala rasio diturunkan dalam bentuk eigen vektor utama atau fungsi-eigen. Matrik  tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni aij = 1/ aji. (Saaty,2001).
Sebagai   studi   kasus,   dilakukan   pengumpulan   data   tentang   nilai kepentingan  faktor-faktor  yang  berpengaruh  dalam  hal  melakukan  perjalanan menuju  tempat  kuliah.  Data  tersebut  berupa  data  perbandingan  berpasangan dengan skala 1-9. Data yang terkumpul tersebut diolah dengan metode AHP yang sebelumnya  dilakukan  perhitungan  geometrik  rerata  untuk  mendapatkan  matriks perbandingan berpasangan, kemudian diuji nilai consistency ratio (CR)-nya  yaitu data    yang   CR-nya   kurang   dari   10%    yang   dianggap   konsisiten.   Untuk  mendapatkan   hasil   yang   diharapkan,   dilakukan   analisa   sensitivitas   terhadap prioritas  pemilihan  alternatif  moda  yang  ada.  Analisa  ini  dilakukan  dengan  cara trial   dan error   pada   masing-masing   faktor.   Dengan   cara   ini   dapat   dilihat kecenderungannya  sehingga  dapat  diketahui  pengaruhnya  terhadap  pergeseran prioritas pemilihan alternatif moda.  
Analytic  Hierarchy  Process  (AHP)  mempunyai  landasan  aksiomatik  yang terdiri dari : 
1.      Resiprocal    Comparison,    yang    mengandung    arti    bahwa    matriks perbandingan  berpasangan  yang  terbentuk  harus  bersifat  berkebalikan. Misalnya, jika A adalah f kali lebih penting dari pada B maka B adalah1/f  kali lebih penting dari A. 
2.      Homogenity,    yaitu    mengandung    arti    kesamaan    dalam    melakukan perbandingan.   Misalnya,   tidak   dimungkinkan   membandingkan   jeruk dengan   bola   tenis   dalam   hal   rasa,   akan   tetapi   lebih   relevan   jika membandingkan dalam hal berat.
3.      Dependence,   yang   berarti   setiap   level   mempunyai   kaitan   (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan  yang tidak sempurna (incomplete hierarchy).
4.      Expectation,  yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan  preferensi  dalam  pengambilan  keputusan.  Penilaian  dapat  merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.

Tahapan - tahapan  pengambilan  keputusan  dalam  metode  AHP  pada  dasarnya
adalah sebagai berikut : 
a.       Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan 
b.      Membuat  struktur  hirarki  yang  diawali  dengan  tujuan  umum,  dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternaif-alternatif    pilihan    yang    ingin dirangking.
c.       Membentuk   matriks   perbandingan   berpasangan   yang   menggambarkan  kontribusi  relatif  atau  pengaruh  setiap  elemen  terhadap  masing-masing tujuan  atau  kriteria  yang  setingkat  diatasnya.  Perbandingan  dilakukan berdasarkan   pilihan   atau judgement dari   pembuat   keputusan   dengan  menilai  tingkat  tingkat  kepentingan  suatu  elemen  dibandingkan  elemen lainnya.
d.      Menormalkan  data  yaitu  dengan  membagi  nilai  dari  setiap  elemen  di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
e.       Menghitung  nilai eigen  vector dan  menguji  konsistensinya,  jika  tidak  konsisten  maka  pengambilan  data  (preferensi)  perlu  diulangi.  Nilai eigen vector yang  dimaksud  adalah  nilai eigen  vector  maximum  yang  diperoleh  dengan menggunakan matlab maupun dengan manual. 
f.       Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 
g.      Menghitung eigen  vector  dari  setiap  matriks  perbandingan  berpasangan.  Nilai eigen  vector  merupakan  bobot  setiap  elemen.  Langkah  ini  untuk  mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat  hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 
h.      Menguji  konsistensi  hirarki.  Jika  tidak  memenuhi  dengan  CR  <  0,  100 maka penilaian harus diulang kembali.


keywords : Teori AHP, Saaty
baca juga pengetahuan mengenai sistem pendukung keputusan silahkan klik disini

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Analithical Herarki Process (AHP)"

Posting Komentar